Ketika akan melangsungkan pernikahan, pastikan kamu tidak sembarangan menentukan harinya. Pilihlah hari baik untuk menikah yang sesuai dengan perhitungan primbon Jawa atau ajaran Islam agar momen ini penuh dengan energi positif.
Pernikahan merupakan momen sakral yang dinantikan semua orang dalam hidupnya. Karena itu acara ini harus dipersiapkan dengan matang, mulai dari pemilihan hari, dekorasi, hingga menu makanan yang akan disajikan untuk tamu undangan.
Adapun pemilihan hari biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan kepercayaan calon pengantin dan keluarga. Pasalnya, dalam berbagai budaya dan tradisi, ada hari-hari yang memang diyakini dapat membawa keberuntungan serta kebahagiaan untuk kehidupan rumah tangga pengantin baru.
Nah, pada umumnya, patokan hari baik untuk menikah adalah perhitungan neptu menurut ajaran primbon Jawa. Namun, ada juga yang lebih mempertimbangkan panduan hari baik dalam Islam. Berikut ulasan lengkap mengenai cara menentukannya dilansir dari berbagai sumber.
Menentukan Hari Baik untuk Menikah menurut Primbon Jawa
Tentukan Hari Baik untuk Menikah dengan Hitung Neptu Hari Kelahiran Kedua Mempelai
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menghitung neptu hari kelahiran kedua mempelai. Neptu merupakan nilai yang diberikan pada hari dan pasaran dalam budaya Jawa. Nilai ini dapat digunakan dalam berbagai perhitungan, mulai dari untuk menentukan hari baik, jodoh, dan lainnya.
Biasanya, dalam konteks pernikahan, perhitungan ini digunakan untuk menentukan kecocokan dan nasib kehidupan rumah tangga kedua mempelai di masa depan. Lalu, jika hasilnya bertentangan, akan dilakukan pemilihan hari pernikahan yang khusus untuk menolak kesialan.
Sementara jika hasil perhitungannya cocok, maka pemilihan hari baik untuk menikah akan berdasarkan pada kondisi dan kebutuhan kedua pasanga, kesesuaian dengan adat dan tradisi setempat, serta hari dengan energi yang baik untuk memulai bahtera rumah tangga.
Adapun perhitungan neptu berpatokan pada nilai hari serta nilai hari pasaran kelahiran seseorang. Neptu berdasarkan hari lahir adalah sebagai berikut:
Minggu: 5
Senin: 4
Selasa: 3
Rabu: 7
Kamis: 8
Jumat: 6
Sabtu: 9
Lalu, neptu berdasarkan hari pasaran Jawa adalah sebagai berikut:
Wage: 4
Kliwon: 8
Legi: 5
Pahing: 9
Pon: 7
Misalnya saja calon mempelai laki-laki lahir di hari Selasa dengan pasaran Pon, maka nilainya adalah 3 dan 7. Apabila dijumlahkan, neptu hari Selasa Pon adalah 10. Lalu, calon mempelai perempuan lahir di hari Sabtu dengan pasaran Kliwon, maka neptunya adalah 9 dan 8 atau nilai totalnya adalah 17.
Jumlahkan Neptu Kedua Mempelai
Berdasarkan contoh kasus di atas, neptu calon mempelai laki-laki adalah 10 dan calon mempelai perempuan 17. Kedua angka tersebut apabila dijumlahkan nilainya adalah 27. Setelah itu, tambahkan angka tersebut dengan neptu hari yang menjadi pilihan dan bagi 5. Hasil akhir perhitungan tersebut harus menyisakan angka 3 agar dianggap sebagai hari baik.
Rumus lengkapnya adalah sebagai berikut:
(neptu pengantin + hari baik) : 5 = x sisa 3
Dengan anggapan nilai neptu kedua mempelai adalah 27, maka kamu harus menambahkan 1, 6, atau 11 agar hasil pembagiannya menyisakan angka 3. Namun, hanya angka 11 yang muncul dalam tabel penjumlahan neptu hari lahir dan hari pasaran.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hari baik untuk menikah bagi kedua mempelai tersebut adalah yang memiliki neptu 11, yakni Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage, dan Jumat Legi. Setelah mendapatkan harinya, kamu bisa beralih ke penentuan bulan pernikahan.
Tentukan Bulan yang Baik untuk Menikah
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, setiap bulan memiliki maknanya masing-masing. Ada yang bermakna baik, tetapi ada juga yang buruk untuk melangsungkan perayaan besar seperti pernikahan. Untuk lebih jelasnya, berikut makna setiap bulan dalam kalender Jawa:
Suro: Bertengkar dan menemui kesusahan.
Sapar: Kekurangan, banyak utang.
Maulud: Lemah, akan meninggal salah satunya.
Bakda maulud: Diomongkan jelek.
Bakda jumadil awal: Sering kehilangan dan banyak musuh.
Jumadil akhir: Kaya akan emas dan perak.
Rejeb: Banyak kawan dan selamat.
Ruwah: Selamat.
Puasa: Banyak bencana.
Syawal: Sedikit rejeki dan banyak utang.
Dulkaidah: Kekurangan, sakit-sakitan, dan bertengkar.
Besar: Senang dan selamat.
Berdasarkan daftar di atas, bulan terbaik untuk menikah adalah Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, dan Besar. Kamu bisa menggabungkannya dengan perhitungan hari baik agar mendapatkan momen terbaik untuk melangsungkan pernikahan.
Tentukan Hari Baik untuk Menikah dengan Cek Kecocokan Kedua Mempelai
Selain menentukan hari baik untuk menikah, perhitungan weton juga dapat digunakan untuk mengecek kecocokan kedua mempelai. Kamu hanya perlu membandingkan neptu total pasangan dengan daftar berikut ini:
Pegat = 18, 19, 27, 28, dan 36
Ratu = 20 dan 29
Jodoh = 21 dan 30
Topo = 22 dan 31
Tinari = 14, 23, dan 32
Padu = 15, 24, dan 33
Sujanan = 16, 25, dan 34
Pesthi = 17, 26, dan 35
Apabila nilai neptunya adalah 27, maka kecocokan kedua mempelai menurut primbon Jawa adalah Pegat. Maknanya dalam bahasa Jawa berarti bercerai. Ini berarti pasangan ini kemungkinan akan sering menghadapi masalah yang bisa menyebabkan perceraian di kemudian hari.
Adapun makna neptu kecocokan lainnya adalah sebagai berikut:
Ratu, pasangan bisa dikatakan sudah cocok dan berjodoh, mereka akan sangat dihargai dan disegani oleh tetangga maupun lingkungan sekitar.
Jodoh, pasangan memang ditakdirkan berjodoh sehingga bisa saling menerima segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing dan pernikahannya harmonis sampai tua.
Topo, berarti pasangan akan sering mengalami kesusahan di awal pernikahan, tetapi pada akhirnya akan bahagia.
Tinari, berarti pasangan akan mendapatkan kebahagiaan, kemudahan dalam mencari rezeki, dan hidupnya diliputi keberuntungan.
Padu, menandakan rumah tangga pasangan ini akan sering mengalami pertikaian atau pertengkaran akibat hal sepele, tetapi tidak akan sampai bercerai.
Sujanan, menandakan rumah tangga akan sering mengalami percekcokan serta masalah perselingkuhan.
Pesthi, menandakan pernikahan kedua mempelai akan berjalan dengan sangat harmonis, rukun , adem, ayem, tenteram dan sejahtera sampai tua.
Hari Baik untuk Menikah menurut Islam
Berbeda dengan primbon Jawa, dalam ajaran Islam sebenarnya tidak ada yang dikenal sebagai hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Ini karena semua hari dan tanggal dianggap baik, sehingga pernikahan dapat berlangsung kapan saja.
Hal yang paling penting dalam pernikahan adalah niat dan tujuan baik dari kedua pasangan. Mereka harus menjalankan pernikahan dengan niat untuk menyempurnakan separuh agamanya serta menjemput keberkahan dari Allah Swt. Ini sejalan dengan hadis berikut:
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al-Baihaqi)
Akan tetapi, memang ada beberapa momen yang dianggap sebagai waktu terbaik. Pertama, kamu bisa berpatokan pada hari pernikahan Nabi Muhammad saw., yakni di bulan Muharam, Safar, Rabiulawal, Syawal, dan Zulkaidah.
Kedua, kamu bisa mempertimbangkan hari Jumat yang merupakan hari istimewa dengan banyak keutamaan bagi umat Islam. Lalu, pilih waktu sore hari yang dianggap sebagai waktu terbaik untuk berdoa menurut hadis berikut ini:
"Hari Jumat itu ada 12 jam. Tidak ada seorang hamba Muslim yang meminta sesuatu kepada Allah di dalamnya, melainkan Allah memberikannya. Maka Carilah ia pada saat terakhir setelah shalat Ashar." (HR Abu Dawud dan An-Nasa'i, sahih menurut Al-Albany).
Itu dia dua cara menentukan hari baik untuk menikah yang bisa kamu coba. Apabila bingung memikirkannya sendiri, kamu bisa mencari bantuan dengan mengubungi tim Yes I Do untuk konsultasi gratis tentang rencana pernikahanmu. Tim Yes I Do akan siap membantumu untuk mewujudkan pernikahan impianmu bersama pasangan!
