top of page

Tradisi Kirab Pengantin dalam Budaya Jawa

=

kirab pengantin
Kirab Pengantin. (Foto: Facebook: Oktovia)

Kirab pengantin di Jawa adalah praktik kultural yang tidak hanya simbol kebahagiaan bagi pasangan, tetapi juga refleksi dari kekayaan tradisi dan penghormatan kepada para leluhur. Pelaksanaan kirab pengantin Jawa, yang sarat dengan nilai sakral dan estetika, menunjukkan dedikasi komunitas Jawa dalam memelihara warisan budaya mereka.


Kirab pengantin adalah salah satu prosesi yang diterapkan dalam pernikahan tradisional masyarakat Jawa. Tradisi ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian upacara pernikahan untuk mengantarkan mempelai pria dan mempelai wanita beserta keluarganya menuju pelaminan. Dalam perjalanan menuju pelaminan, pasangan pengantin akan ditemani oleh keluarga dan kerabat terdekat.


Untuk lebih memahami tentang Kirab Pengantin, mari cek penjelasannya berikut ini.


Kirab Pengantin: Tradisi Pernikahan Budaya Jawa


Latar Belakang Kirab Pengantin Jawa


Kirab pengantin Jawa lebih dari sekedar ritual pernikahan. Praktik ini berasal dari tradisi keluarga keraton yang kemudian diterima oleh masyarakat Jawa luas. Tradisi ini merupakan lambang pengakuan dan penghormatan terhadap pasangan pengantin, sekaligus doa untuk kehidupan baru mereka.


Pada pernikahan masyarakat umum, kirab pengantin dilakukan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai adat dan budaya lokal. Pasangan pengantin akan mengenakan busana tradisional sesuai dengan adat yang berlaku, serta diiringi oleh para pengiring yang juga mengenakan busana adat. Prosesi kirab pengantin diiringi dengan iringan musik tradisional yang khas, menciptakan suasana meriah dan membanggakan bagi pasangan pengantin.


Filosofi dan Makna Kirab Pengantin dalam Budaya Jawa

Kirab pengantin dalam budaya Jawa memiliki filosofi dan makna yang mendalam. Tradisi ini melambangkan kesederhanaan, rasa syukur, dan penghormatan kepada orang tua, serta menghadirkan keharmonisan dan kebahagiaan bagi pasangan pengantin. Dalam pandangan budaya Jawa, kirab pengantin juga merupakan ungkapan terima kasih kepada keluarga dan masyarakat yang telah memberikan doa-doa dan dukungan baik selama perjalanan menuju pernikahan.


Kirab pengantin memiliki peran penting dalam pernikahan adat Jawa. Selain sebagai simbol penghormatan kepada kedua pengantin yang dianggap sebagai raja sehari, tradisi kirab pengantin juga menjadi momen untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih dalam melaksanakan rangkaian adat yang dijalani. Meskipun terkadang dianggap memakan biaya dan waktu, tradisi kirab pengantin masih sering dilakukan dalam pernikahan modern sebagai bentuk pelestarian budaya dan penghormatan terhadap warisan nenek moyang.


Rangkaian Prosesi Kirab dalam Adat Pernikahan Jawa

Prosesi kirab mencakup sejumlah tahap dan komponen krusial, termasuk cucuk lampah yang memimpin prosesi, satrio kembar dan patah kembar yang melambangkan persatuan, serta putri domas yang merepresentasikan kemurnian. Setiap elemen mengandung simbolisme mendalam dalam adat Jawa, menggambarkan kesetiaan, harmoni, dan keberkahan.


Berikut adalah beberapa urutan pengiring pernikahan dalam tradisi kirab pengantin:

1. Cucuk Lampah: Pembuka Jalan Menuju Kursi Pelaminan

Cucuk lampah adalah pemimpin barisan dalam prosesi kirab pengantin. Mereka bertugas membuka jalan dan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan. Dalam tradisi adat Jawa, cucuk lampah memiliki makna sebagai pemandu yang akan membimbing mempelai menuju tempat pernikahan. Mereka juga bertugas mewakili masyarakat umum dan menyampaikan tanda hormat kepada pasangan pengantin.


2. Satrio Kembar: Pengiring Pengantin Mewakili Kaum Laki-laki

Satrio kembar adalah dua orang pemuda perjaka yang berusia sekitar 16-18 tahun dan memiliki tinggi yang sama. Mereka merupakan pengiring pengantin yang mewakili kaum laki-laki dalam kirab pengantin. Tugas mereka adalah mengiringi pasangan pengantin dan memberikan perlindungan serta dukungan selama perjalanan menuju pelaminan.


3. Putri Domas: Pengiring Pengantin yang Berperan Penting dalam Kirab

Putri domas adalah remaja putri yang belum menikah. Jumlah putri domas bisa 4, 6, atau 8 orang, mereka berjalan beriringan serta melakukan tabur bunga selama prosesi kirab pengantin. Putri domas memiliki peran penting dalam memberikan keceriaan dan keindahan pada prosesi kirab pengantin. Mereka juga melambangkan keberuntungan dan harapan masa depan yang cerah bagi pasangan pengantin.


4. Anak Patah: Anak-Anak Berperan Penting dalam Kirab Pengantin

Anak patah adalah anak perempuan yang tingginya sama dan berusia 5-7 tahun. Mereka juga turut serta dalam prosesi kirab pengantin. Anak patah biasanya dirias khusus dan membawa aksesori seperti kipas serta keranjang bunga melati sebagai simbol keanggunan dan kesucian. Keberadaan anak patah dalam kirab pengantin memberikan pesan bahwa pernikahan bukan hanya mengikat dua orang dewasa, tetapi juga melibatkan keluarga dan generasi muda.


5. Peran Orang Tua dan Saudara Kandung dalam Kirab Pengantin

Dalam tradisi kirab pengantin, orang tua kedua mempelai turut diiringi sebagai bentuk penghormatan dan mengantarkan anak-anak mereka sampai ke pelaminan. Orang tua mempelai merupakan simbol kasih sayang, dukungan, dan restu terhadap pernikahan. Selain itu, saudara kandung kedua mempelai juga ikut mengiringi dalam prosesi kirab pengantin sebagai wujud kebersamaan dan cinta antara sesama keluarga.


 Prosesi Tarian Persembahan setelah Kirab Pengantin

Setelah kirab pengantin selesai, biasanya diadakan tarian persembahan sebagai bagian dari kelanjutan tradisi pernikahan adat Jawa. Tarian persembahan ini dipentaskan oleh penari-penari yang mahir dalam seni tari tradisional Jawa. Beberapa tarian yang sering dipertunjukkan setelah kirab pengantin adalah Srikandi & Arjuna, Badaya, atau Gambyong.


Tarian Srikandi & Arjuna menggambarkan kisah cinta abadi antara Srikandi, seorang pahlawan wanita yang kuat, dan Arjuna, seorang pahlawan laki-laki yang teguh dalam menjalankan tugasnya. Tarian ini melambangkan keharmonisan dan keberanian pasangan pengantin dalam mengarungi kehidupan pernikahan.


Selain itu, tarian Badaya juga sering dipertunjukkan setelah kirab pengantin. Tarian ini menggambarkan kegembiraan dan kegembiraan dalam pernikahan. Penari-penari membawa kipas sebagai atribut dalam tarian Badaya, melambangkan kelembutan dan keindahan dalam hidup bersama pasangan.


Tarian Gambyong juga sering menjadi bagian dari tarian persembahan dalam pernikahan adat Jawa. Tarian ini menggambarkan kemolekan gerak dan keanggunan para penari dalam menyampaikan pesan keindahan dan kegembiraan hidup bersama dalam pernikahan.


Itu tadi penjelasan tentang Kirab Pengantin, sebuah tradisi mewah dalam pernikahan adat Jawa. Bila kamu dan pasangan sedang berencana melakukan pernikahan adat Jawa dan masih bingung tentang venue, wedding organizer/planner dan vendor lainnnya, kamu bisa coba menggunakan all-in wedding package dari Yes I Do.


Paket pernikahan lengkap dari Yes I Do ini sudah termasuk venue, wedding planner/organizer, cateting, dekorasi, dokumentasi, MUA, wardrobe hingga entertainment. Pokoknya super lengkap dan anti-ribet banget sehingga bisa mengurangi stres kamu selama persiapan pernikahan. 


Jadi, tidak usah ragu lagi, langsung saja klik di sini untuk menghubungi tim Yes I Do dan melakukan konsultasi gratis dan tanya-tanya tentang paketnya. Tim Yes I Do akan siap membantu mendengarkan rencana pernikahan impianmu dan mewujudkannya jadi kenyataan!



Wujudkan pernikahan impianmu

oranment-ring.png

Temukan inspirasi pernikahan, vendor, dan venue dengan harga terbaik.

Berhasil submit nomor handphone. Terima kasih.
Nomor handphone tidak boleh kosong
bottom of page