Pada acara pernikahan prajurit militer, terdapat sebuah tradisi yang khas yang dikenal sebagai Upacara Pedang Pora. Tradisi ini memiliki makna simbolis dan melibatkan kekompakan serta persaudaraan antara sesama prajurit militer. Agar lebih paham apa itu upacara pedang pora, makna dan simbolisme yang terkandung, hingga tata cara pelaksanaannya, mari simak penjelasannya di bawah ini.
Apa Itu Upacara Pedang Pora?
Upacara Pedang Pora adalah sebuah tradisi militer yang telah diwariskan turun-temurun di Indonesia dan dilakukan pada saat perayaan pernikahan prajurit militer. Tradisi ini merupakan simbol dari solidaritas dan persaudaraan antara prajurit militer, serta menandai penerimaan pasangan prajurit dalam keluarga besar militer. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh prajurit pria, kecuali jika pasangannya juga seorang prajurit.
Makna dan Simbolisme Upacara Pedang Pora
Upacara Pedang Pora memiliki makna dan simbolisme yang sangat dalam. Tradisi ini melambangkan solidaritas dan persaudaraan antara prajurit militer. Ketika seorang prajurit memasuki jenjang perkawinan untuk pertama kalinya, upacara pedang pora menjadi sebuah penghormatan yang diberikan oleh perwira remaja kepada perwira rekannya yang memulai kehidupan baru.
Selain itu, upacara pedang pora juga menandai penerimaan pasangan prajurit dalam keluarga besar militer. Dalam upacara ini, kedua mempelai melakukan upacara janji setia. Bagi mempelai perempuan, juga diadakan upacara penerimaan masuk warga besar TNI AL sebagai anggota Jalasenastri. Jalasenastri adalah organisasi yang terdiri dari istri-istri anggota TNI AL.
Baca juga: Tradisi Kirab Pengantin dalam Budaya Jawa
Tata Cara Pelaksanaan Upacara Pedang Pora
Pelaksanaan upacara pedang pora melibatkan beberapa persyaratan dan tata cara yang harus diikuti. Pelaksanaan upacara pedang pora melibatkan beberapa tahapan seperti pembacaan puisi, penggunaan seragam, dan penerimaan masuk warga besar TNI AL bagi mempelai perempuan.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan upacara pedang pora:
1. Dokumen persyaratan
Sebelum pelaksanaan resepsi dengan tradisi pedang pora, terdapat beberapa dokumen persyaratan yang perlu disiapkan seperti izin menikah, surat pernyataan kesanggupan, surat pernyataan persetujuan dari orang tua/wali, surat keterangan belum menikah, surat keterangan menetap dari orang tua, surat bentuk sampul D, dokumen N 1 dan N 2, surat pernyataan calon suami dan calon istri, SKCK, ijazah calon pengantin wanita, akta kelahiran, fotokopi KTP, dan pas foto.
2. Biaya pelaksanaan
Biaya pelaksanaan upacara pedang pora tergantung pada biaya pernikahan yang telah ditetapkan oleh mempelai dan keluarga. Seperti halnya pernikahan pada umumnya, upacara pedang pora juga membutuhkan persiapan dan biaya yang harus dikeluarkan.
3. Keterlibatan orang tua dan keluarga inti
Beberapa upacara pedang pora melibatkan orang tua dan keluarga inti, namun ada juga yang tidak melibatkan orang tua. Pelaksanaan upacara ini dapat disesuaikan dengan keinginan pasangan dan keluarga yang bersangkutan.
Upacara Pedang Pora merupakan sebuah tradisi militer yang dilakukan saat pernikahan prajurit militer. Tradisi ini melambangkan solidaritas, persaudaraan, dan penerimaan pasangan dalam keluarga besar militer.
Itu penjelalsan tentang upacara Pedang Pora yang biasa dilakukan jika salah satu calon pengantin adalah seorang prajurit militer. Nah, untuk kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan dan masih bingung mengenai wedding venue atau pemilihan vendor lainya, tidak ada salahnya kalau kamu memakai all-in-package dari Yes I Do.
Paket pernikahan lengkap ini terdiri dari venue, catering, dekorasi, MUA, wardrobe, wedding planner/organizer, hingga entertainment. Pokoknya lengkap, anti-ribet dan pastinya harganya sangat bersahabat.
Jadi, langsung saja hubungi tim Yes I Do di sini untuk berkonsultasi secara gratis mengenai rencapa pernikahan impianmu agar tim Yes I Do bisa membantumu mewujudkannya dengan budget yang terjangkau!
