Indonesia yang kaya akan budaya punya beragam cara untuk merayakan pernikahan. Nah brides, salah satu pernikahan adat yang sering digunakan ialah pernikahan adat Aceh yang dipengaruhi oleh berbagai culture dari luar.
Kebudayaan Aceh sendiri tak lepas dari pengaruh budaya Eropa, Tionghoa, Arab dan Hindia. Lalu pada prosesi pernikahannya banyak ritual mendalam yang mencerminkan nilai-nilai keluarga dan penghormatan terhadap Tuhan.
Dalam adat nikah Aceh terdapat tiga tahapan utama yaitu persiapan menuju pernikahan, lamaran sampai pelaksanaan pernikahannya itu sendiri. Sekarang mari kita langsung simak saja penjelasan selengkapnya.
Tahap Persiapan Menuju Pernikahan Adat Aceh
Jak Keumalen
Jak keumalen secara harfiah artinya mencari calon istri, di mana keluarga pihak laki-laki akan berusaha mengenal pihak perempuan & keluarganya. Jika merasa cocok, maka pihak laki-laki akan bertanya apakah sudah punya calon suami?
Selain itu, pihak keluarga laki-laki juga akan bertanya kepada pihak keluarga perempuan, apakah bersedia menikahkan putrinya dengan putra mereka. Jika ada persetujuan, maka proses pun akan berlanjut ke tahap berikutnya.
Pertemuan pada tahap ini biasanya diwakilkan oleh orang tua atau perwakilan dari kedua pihak saja. Apalagi zaman dulu, sebab pertemuan langsung calon mempelai dianggap tabu, tetapi ada pula yang pertemukan keduanya.
Jak Meu Lake Jok Theulangke (Jak ba Ranup)
Tahap berikutnya setelah jak keumalen adalah jak meu lake jok theulangke (jak ba ranup). Jadi, setelah mendapatkan konfirmasi bahwa pihak perempuan bersedia menikahkan putrinya, pihak laki-laki akan mengirim utusan.
Utusan atau theulangke bakal mendatangi rumah pihak perempuan kemudian menyatakan tujuannya. Mereka membawa aneka hadiah atau bingkisan biasanya berisi sirih, kue, pakaian dan lain-lain, bukan dengan tangan kosong.
Selanjutnya pada proses jak meu lake jok theulangke ini kedua belah pihak akan melakukan musyawarah. Jika pihak perempuan menerima atau menyepakati lamaran, maka akan memberikan alasan yang baik atau hana get lumpo.
Jak Ba Tanda
Jakba tanda merupakan acara pertunangan antara calon mempelai laki-laki dan perempuan. Tujuannya untuk mengikat dan memperkuat komitmen kedua calon mempelai sebelum memasuki jenjang pernikahan.
Seperti kebanyakan pernikahan adat di tanah air, pihak laki-laki akan membawa seserahan atau hantaran lamaran. Isinya antara lain sirih, makanan dan minuman kaleng, pakaian atau lapek tanda sampai set perhiasan emas.
Kemudian seserahan tersebut akan dihias di atas talam atau dalong. Nantinya talam tersebut dikosongkan, kemudian diisi kembali oleh kue-kue oleh pihak perempuan sebagai balasan atas seserahan yang diberikan.
Pada tahap jakba tanda, kedua belah pihak keluarga akan membahas mas kawin atau jeulame, uang hangus atau peng angoh, hari dan tanggal pernikahan adat Aceh, jumlah undangan dan rombongan yang akan ikut hadir.
Kira-kira begitulah ritual lamaran dalam adat Aceh. Selanjutnya, ritual menjelang hari pernikahan. Ada malam peugaca atau inai, koh gilo atau meratakan gigi, koh andam, dan peumano (dalam pernikahan adat Jawa Timur ini mirip siraman).
Ritual Menjelang Hari Pernikahan
Malam Peugaca atau Inai
Sebelum acara pernikahan, ada tradisi yang disebut malam peugaca atau inai. Ritual ini dilakukan saat malam tiba, biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari. Yang memimpin acara malam peugaca ialah sesepuh adat Aceh.
Ada beberapa hal yang dilakukan pada acara inai, yaitu memberikan tepung mawar, menghias tangan dengan inai, dan menggunakan batu giling. Tujuannya untuk mendapatkan keselamatan selama melangsungkan acara.
Harapan lainnya agar mempelai punya kehidupan rumah tangga yang penuh berkah, bahagia dunia dan akhirat. Selama tujuh hari tujuh malam melangsungkan inai, mempelai perempuan tak boleh pakai baju yang sama.
Koh Gilo atau Meratakan Gigi dan Koh Adam
Ritual menjelang hari pernikahan ini sudah jarang dilakukan dalam adat Aceh. Pasalnya, masyarakat mulai menyadari bahaya dari pengikiran gigi yang mesti dilakukan pada calon pengantin perempuan.
Namun, pada zaman dahulu ritual koh gilo wajib dilakukan agar pengantin perempuan menampilkan senyum menarik. Bukan dalam hal visual saja, hal ini juga dilaksanakan sebagai penanda perempuan tersebut sudah berpasangan.
Sementara itu, koh adam adalah memotong rambut halus dengan tujuan membentuk wajah mempelai perempuan agar lebih halus di hari pernikahan. Ini pun menjadi simbol untuk menghilangkan hal-hal buruk di masa lalu.
Kemudian rambut-rambut halus yang sudah terpotong akan dimasukkan ke dalam kelapa gading atau kelapa hijau yang masih berair. Kemudian bagian luar kelapa bakal diukir, lalu ditanam kembali di bawah pepohonan yang rindang.
Peumano
Peumano merupakan bagian dari pernikahan adat Aceh yang mirip dengan pernikahan adat Jawa atau Sunda. Prosesi pernikahan ini melibatkan orang tua, keluarga dekat, sesepuh adat yang dipercaya oleh keluarga dan lainnya.
Peraturan dalam peumano Aceh, yaitu orang yang berpartisipasi harus berjumlah ganjil. Doa-doa akan dibacakan, dan terus dipanjatkan kepada Tuhan selama prosesi peumano ini berlangsung agar pengantin suci lahir batinnya.
Khatam Al-qur’an
Mayoritas penduduk Aceh memeluk agama Islam, jadi salah satu prosesi yang wajib dilalui oleh pengantin sebelum menikah ialah khatam Al-qur’an. Biasanya acara ini dipimpin oleh seorang guru ngaji setempat.
Sebelum calon pengantin perempuan membacakan ayat terakhir Al-qur’an, dia akan diberi ketan dan tumpo. Setelah itu, dia harus menyapa seluruh tamu yang hadir, dan meminta maaf apabila ada kesalahan dan mengucapkan terima kasih.
Selanjutnya, dia akan meminta doa restu kepada kedua orang tua dan guru ngajinya. Jika acara sudah selesai, maka pengantin dan kedua orangtuanya akan memberikan telur, beras, bereteh, dan uang sebagai tanda terima kasih kepada guru ngaji.
Proses Hari Pernikahan
Semah Ureung Chik
Dalam pernikahan adat Batak, Jawa atau lainnya, proses sungkeman dilakukan setelah ijab kabul atau pemberkatan. Namun dalam nikah adat Aceh, sungkeman dilakukan sebelumnya, nah inilah yang disebut semah ureung chik.
Sungkeman ini pun dilakukan secara terpisah, masing-masing di rumah pengantin laki-laki dan perempuan. Setelah itu, pengantin wanita akan diantar ke pelaminan untuk menunggu kedatangan calon suaminya.
Jadi, setelah sungkem kepada kedua orang tua, pengantin laki-laki akan berangkat ke rumah calon istrinya. Rombongan melantunkan selawat sepanjang perjalanan. Sesampainya di tujuan, rombongan akan disambut sambil berbalas syair.
Ijab Kabul dan Pertemuan Pengantin
Biasanya prosesi ijab kabul dilaksanakan menggunakan bahasa daerah. Setelah itu, pengantin pria akan diantarkan untuk bertemu langsung dengan istrinya, lalu membasuh dan membersihkan kakinya.
Hal tersebut merupakan simbol bahwa memasuki kehidupan rumah tangga harus suci secara lahir dan batin. Sementara itu, pengantin perempuan akan menyambut suaminya dengan melakukan sungkeman sebagai tanda hormat.
Pada momen ini, si pengantin laki-laki juga akan memberikan amplop berisi uang kepada istri. Ini merupakan simbol bahwa dia sanggung bertanggung jawab menafkahi anak dan istrinya setelah menikah.
Tips Melaksanakan Pernikahan Adat Aceh
Pernikahan adat Aceh adalah perpaduan indah antara tradisi dan nilai-nilai Islam. Bagi Anda yang ingin menggelar pernikahan dengan nuansa Aceh yang kental, berikut beberapa tips yang dapat membantu:
1. Pahami Makna di Balik Setiap Prosesi
Pelajari sejarah dan filosofi: Setiap tahapan dalam pernikahan adat Aceh memiliki makna mendalam. Memahami maknanya akan membuat Anda lebih menghargai dan menghormati prosesi tersebut.
Libatkan ahli adat:Â Konsultasikan dengan orang yang ahli dalam adat Aceh untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
2. Pilih Konsep yang Sesuai
Tema: Tentukan tema pernikahan yang sesuai dengan keinginan Anda dan pasangan. Bisa jadi tema klasik, modern, atau perpaduan keduanya.
Busana: Pilih busana adat Aceh yang sesuai dengan tema dan selera Anda. Jangan lupa perhatikan detail seperti warna, motif, dan aksesori.
Dekorasi: Gunakan dekorasi yang khas Aceh, seperti ukiran kayu, kain songket, dan pernak-pernik tradisional.
3. Siapkan Anggaran yang Matang
Buat rincian biaya: Susun daftar semua biaya yang mungkin timbul, mulai dari sewa gedung, catering, hingga souvenir.
Prioritaskan:Â Tentukan mana saja yang menjadi prioritas utama dan sesuaikan anggaran dengan prioritas tersebut.
4. Libatkan Keluarga Besar
Komunikasikan: Libatkan keluarga besar dalam perencanaan pernikahan. Dengar masukan dan pendapat mereka.
Delegasikan tugas:Â Bagi tugas-tugas kepada anggota keluarga agar persiapan berjalan lancar.
5. Pilih Vendor yang Tepat
Riset:Â Lakukan riset untuk menemukan vendor yang berpengalaman dalam menyelenggarakan pernikahan adat Aceh.
Perbandingkan:Â Bandingkan harga dan kualitas layanan dari beberapa vendor.
Minta rekomendasi:Â Tanyakan rekomendasi kepada teman atau kerabat yang pernah mengadakan pernikahan adat Aceh.
6. Latihan Sebelum Acara
Latihan tarian: Jika ada tarian adat Aceh yang akan ditampilkan, lakukan latihan secara rutin.
Simulasi prosesi:Â Lakukan simulasi prosesi pernikahan untuk memastikan semua berjalan lancar.
Begitulah panduan lengkap pernikahan adat Aceh, semoga informasi yang kami sampaikan bermanfaat untukmu ya brides!
Untuk kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan dan masih bingung dalam menentukan venue atau vendor pernikahan, tidak ada salahnya kamu menggunakan  all-in-package dari Yes I Do. Ya, paket pernikahan dari Yes I Do ini dijamin harganya sangat bersahabat dan menguntungkan.
Kamu bisa memilih wedding venue milik Yes I Do, kemudia menggunakan all-in-package yang jumlah tamunya bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu. All-in-package dari Yes I Do ini sudah termasuk gedung, catering, wedding planner & organizer, dekorasi, MUA, wardrobe dan entertainment. Dijamin lengkap, terjangkau dan anti-ribet pokoknya.
Jadi, tidak perlu ragu lagi, langsung saja hubungi tim Yes I Do di sini untuk berkonsultasi secara gratis mengenai rencana pernikahanmu. Tim Yes I Do akan siap membantumu dan pasangan untuk mewujudkan pernikahan impianmu dengan budget yang sangat bersahabat!
Comments