14 Prosesi Pernikahan Adat Batak Lengkap

Pernikahan adalah proses sakral yang mengikat komitmen di antara laki-laki dan wanita untuk hidup bersama membangun keluarga. Indonesia punya berbagai tradisi untuk merayakannya, salah satunya pernikahan adat Batak.
Kali ini Yes I Do akan mengajak kamu untuk menelusuri susunan acara pesta adat Batak Toba. Tradisi pernikahan dari Sumatra Utara ini terkenal mahal, karena ada banyak proses yang harus dilalui oleh kedua mempelai serta keluarganya.
Tata cara pernikahan adat Batak Toba disebut dengan Na Gok. Ini adalah pernikahan suku Batak yang diselenggarakan secara normal berdasarkan ketentuan adat terdahulu, di mana rangkaian acaranya melibatkan hal berikut.
Baca Juga: Panduan Nikah Adat Minang: Rangkaian Acara Lengkap
Susunan Acara Pesta Adat Batak
Mangaririt
Ialah tahap persiapan sebelum pernikahan, di mana pihak laki-laki memilih gadis yang akan dijadikan istri berdasarkan kriteria dirinya dan keluarganya. Namun, ini hanya dilakukan kalau si laki-laki tersebut tak bisa mencari calonnya sendiri.
Manglehorn Tanda
Manglehorn tanda maknanya pemberian tanda apabila si laki-laki sudah menemukan calon istrinya. Pihak laki-laki maupun wanita saling memberikan tanda kepada satu sama lain sebagai bukti keseriusan untuk memasuki jenjang berikutnya.
Dalam proses manglehorn biasanya, pihak laki-laki akan memberikan sejumlah uang kepada pihak wanita. Sedangkan pihak wanita akan menyerahkan kain sarung kepada pihak laki-laki. Ini menunjukkan keterikatan satu sama lain.
Baca Juga: 5 Love Language dan Cara Memperlakukan Pasangan yang Tepat
Marhusip
Marhusip artinya melamar, jadi pihak laki-laki akan melamar pihak perempuan untuk menjadi bagian dari keluarga mereka. Proses marhusip ini hanya dihadiri oleh keluarga dekat, serta utusan dari dongan tubu, boru dan sahuta.
Pada proses marhusip, pihak laki-laki dan wanita akan membicarakan segala sesuatunya secara tertutup. Pembicaraan menyangkut:
sinamot;
42 pihak yang menyelenggarakan (suhut bolahan amak);
tanggal pamasumasuon; dan
tempat pernikahan.
Baca Juga: 13 Ide Dessert Pernikahan agar Momen Spesial Makin Istimewa
Marhata Sinamot
Marhata sinamot adalah proses perundingan berapa jumlah sinamot yang bakal diberikan oleh pihak laki-laki kepada wanita. Bukan hanya soal uang, tetapi juga bisa hewan yang disembelih, kain ulos, undangan yang disebarkan dan lain sebagainya.
Pada proses ini, terjadi perkenalan resmi antara orang tua pihak laki-laki dan wanita. Saat acara pernikahan berlangsung, jumlah mas kawin yang diserahkan sesuai berdasarkan hasil tawar-menawar dalam proses marhata sinamot.
Pundut Saut
Jika dalam proses marhata sinamot ada kesepakatan pihak laki-laki akan membawa hewan yang akan disembelih, maka saat pundun saut inilah kerabat pihak laki-laki akan mengantarkan ternak yang sudah disembelih tersebut kepada parboru (pihak keluarga perempuan).
Setelah dimakan bersama-sama, lalu ada acara pembagian jambar juhut (daging) kepada anggota keluarga kerabat. Nah, di akhir pundut saut keluarga calon mempelai laki-laki dan perempuan sepakat menentukan waktu martumpol (pertunangan) dan pamasumasuon (pemberkatan).
Baca Juga: Macam Macam Adat Pernikahan Unik di Indonesia
Martumpol
Secara harfiah, arti martumpol adalah acara kedua calon pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsungkan pernikahan yang sakral. Namun bagi orang Batak sendiri, martumpol adalah pertunangan.
Martumpol merupakan prosesi pra nikah berupa upacara adat yang diadakan di gereja. Tradisi ini diikuti oleh orang tua kedua calon pengantin dan keluarga besar mereka. Selain itu, para tamu undangan turut hadir memeriahkan suasana.
Martonggo Raja
Martonggo Raja adalah proses pembahasan prosesi akad nikah pada hari H secara lebih terperinci lagi. Biasanya membahas keterlibatan dan tugas masing-masing anggota keluarga besar (dongan sahuta). Contohnya siapa yang menerima tamu, mendampingi pengantin dan lainnya.
Pemberkatan Pernikahan
Dalam bahasa Batak disebut juga manjalo pasu-pasu parbagason, yaitu pemberkatan pernikahan kedua pengantin oleh pendeta di gereja. Setelah acara selesai, pengantin pun sah menjadi suami istri yang akan menjalankan bahtera rumah tangga.
Kemudian setelah acara pemberkatan pernikahan di gereja, kedua mempelai pulang ke rumahnya untuk melaksanakan upacara adat Batak. Acara ini dihadiri oleh keluarga dari pihak laki-laki dan perempuan serta tamu undangan kedua belah pihak.
Baca Juga: Cara Mempersiapkan Tabungan Nikah agar Tercapai dalam 1 Tahun
Ulaon Unjuk
Setelah pemberkatan pengantin oleh pendeta di gereja, kedua mempelai juga akan menerima pemberkatan adat dari semua anggota keluarga, khususnya orang tua mereka. Pada saat inilah dipanjatkan do’a-do’a untuk pengantin.
Selain itu, pada prosesi ulaon unjuk juga terdapat acara simbolik berupa pemberian kain ulos. Adapun jenis ulos yang berperan dalam upacara pernikahan antara lain:
Ulos hela (ulos pengantin), yaitu simbol yang diberikan oleh orang tua pengantin wanita atau pihak hula-hula.
Ulos pansamot, yaitu simbol yang diberikan oleh orang tua pengantin wanita kepada orang tua pengantin pria pada saat pesta unjuk.
Ulos paramai, yaitu ulos yang diberikan oleh pihak wanita (ito/kakak) kepada pihak lai-laki (ito/kakak). Ada pun kain ulos yang biasa digunakan ialah ulos sadum.
Dialap Jual
Dialap jual berarti proses membawa pengantin wanita ke tempat mempelai pria. Ritual pernikahan adat Batak ini dilakukan apabila pesta nikah diselenggarakan di rumah pengantin wanita. Lalu, bagaimana kalau pesta diadakan di rumah mempelai laki-laki?
Ditaruhon Jual
Kalau itu yang terjadi, maka mempelai wanita boleh pulang ke tempat orang tuanya. Kemudian dia harus diantar lagi oleh para namboru (saudara) untuk ke tempat suaminya. Setibanya mempelai wanita, diadakanlah acara makan bersama.
Paulak Une
Paulak une merupakan acara pasca pemberkatan nikah, di mana kedua belah pihak keluarga bebas saling berkunjung. Biasanya, pihak keluarga wanita akan mengunjungi rumah keluarga pihak laki-laki terlebih dahulu kemudian baru mengunjungi yang lain.
Manjae
Setelah beberapa lama pengantin pria dan wanita menjalani rumah tangga, maka keduanya akan dipajae, yaitu dipisah rumah dan mata pencarian dari orang tuanya. Namun, tak berlaku bagi anak bungsu laki-laki.
Pasalnya, dalam adat Batak dialah yang mewarisi rumah kedua orang tuanya.
Maningkir Tangga
Setelah melalui proses manjae (tinggal di rumah dua sejoli yang baru), maka orang tua beserta keluarga pengantin anyar bakal datang untuk mengunjungi rumah mereka. Lalu tuan rumah mengadakan makan bersama.
Nah itulah proses pernikahan adat Batak yang perlu diketahui. Semoga informasinya bermanfaat, khususnya untuk calon brides yang akan menikah menggunakan adat ini.